Selasa, 13 Oktober 2020

Cerita Mitos Mustika klenting manik astagina

 

MUSTIKA KLENTING MANIK ASTAGINA

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

mustika langka bertuah kerejekian,kekayaan, kemuliaan, keselamatan dan pengasihan

Mustika batu mirah ini unik di dapatkan saat menepi di Gunung Kendalisodo , yang terletak di Dsn Karangjoho Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang  Jawa Tengah

Dari Puncak Kendalisodo , disana ada Tugu Kemenangan , di tempat inilah pada saat menjelang malam Asuro menjadi tempat banyak orang yang dalam suasana Hening , para yang datang dari berbagai penjuru dengan bekal Ilmu yang cukup mumpuni

Dibawah Puncak ada Pertapaan ( 10 meter dari Puncak ) di pertapaan ini biasa digunakan oleh para Petapa minimal 40 hari , bahkan ada yang pernah melaksanakan selama 1 tahun ( 360 ) hari ,tempat tersebut sekarang dipenuhidengan semak belukar dikarenakan sejak tahun 30tahun silam tak pernah ada pertapa yang mengasingkan diri di tempat tersebut 

Di sebelah kakan Pertapaan tersebut terdapat Sendang Puspitosari atau Sendang Drajad , sendang tersebut tidak sembarang orang bisa melihat,saat itulah saya dapat petunjuk untuk mengambil mustika di sisi lereng gunung wukir Mahendra tepat nya di sebuah telaga.... Setelah semua laku dan piranti Siap beberapa bulan kemudian saya penasaran dengan wisik tersebut dan berangkat lah saya mencari dimana letak telaga madirda itu...

 Madirda adalah telaga kecil yang sangat indah yang airnya bersumber dari mata air di lereng Gunung Lawu. Telaga ini airnya yang tak pernah surut meski musim kemarau dan tak pernah penuh di saat musim penghujan. Mungkin tidak banyak yang tau temtang tempat ini karena tempat ini agak tersembunyi telaga madirda berada di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Jarak telaga ini dari Balai Desa Berjo sekitar 4 kilometer dan dapat ditempuh dengan cukup mudah. Telaga ini layak untuk di kembangkan menjadi obyek wisata unggulan bagi Desa Berjo. dan banyak cerita mistik di sekitar danau kecil tersebut.

Untuk mencapai Telaga Madirda dapat dilakukan melalui dua jalur utama dan satu jalur alternatif. Yang pertama melalui pintu gerbang arah Candi Sukuh dan Candi Cetho, serta menuju Air Terjun Jumok, yang juga berada di Kecamatan Ngargoyoso. Jarak dari pintu gerbang ini kurang lebih sepanjang 7 kilometer. Karena berada di lereng Gunung Lawu, maka kondisi jalan untuk menuju ke Telaga Madirda memang cukup terjal dan berkelak-kelok. Meski demikian kondisi jalan ini masih cukup nyaman untuk dilalui baik oleh kendaraan pribadi maupun dengan sepeda motor. Sedangkan jalur kedua, untuk menuju Telaga Madirda, adalah melalui Desa Karang, yang berada pada kilometer 34 jalan raya Solo-Tawangmangu. Jalur ini merupakan jalur yang cukup berkembang karena juga merupakan gerbang utama menuju kawasan Wisata Amanah yang jaraknya kurang lebih 1,5 kilomter dari jalan raya Solo-Tawangmangu.

Dari pintu gerbang Amanah untuk menuju Telaga Madirda harus melalui jalan kabupaten dan jalan desa, kurang lebih sepanjang 5 kilometer. Kondisi jalan tak jauh berbeda denga jalur pertama, cukup terjal dan berkelok-kelok. Sementara jalur ketiga adalah melalui rute Grojogan Sewu, yaitu melalui jalan desa Tengklik Tawangmangu –ke arah Desa Berjo menuju Telaga Madirda. Rute ini adalah jalur alternatif dari arah Grojogam Sewu -Tawangmangu.

Jika anda ke telaga madirda ketika menjelang hariraya nyepi umat Hindu di Karanganyar menggelar upacara Melasti di Telaga Madirda, sebagai simbol pembersihan dosa. puluhan umat Hindu dari berbagai daerah di Karanganyar pergi ke Telaga Madirda. Lengkap dengan aneka sesaji hasil bumi seperti beras, buah-buahan dan bunga serta berpakaian putih, mereka dengan khidmat mengikuti prosesi upacara Melasti.

Ketika lonceng dibunyikan oleh salah seorang pemuka agama Hindu setempat sebagai tanda bahwa upacara adat yang telah dilakukan turun-temurun itu dimulai. Kemudian ketika doa mulai dibacakan, setiap kepala jemaah diciprati air oleh pemuka agama. Oleh pemeluk agama Hindu, air yang telah didoakan tersebut dianggap suci dan mampu membersihkan dosa-dosa yang telah dilakukan manusia semasa hidupnya. Layaknya upacara adat Hindu pada umumnya, beberapa butir beras yang diambil oleh pemuka agama kemudian disematkan di dahi serta pipi setiap jemaah.

Melasti sendiri berasal dari kata male dan letah. Dalam Agama Hindu, maledimaknai kekotoran, sementara letah artinya manusia. Maka, upacara Melasti ini dimaksudkan untuk membersihkan diri dari sifat-sifat buruk manusia. Seperti tamak dan sombong yang merugikan diri sendiri dan orang lain itu dibersihkan. Agar saat perayaan Nyepi nanti bisa sukses, Usai pembacaan doa, sesaji yang telah disiapkan kemudian dilarung ke Telaga Madirda yang merupakan salah satu objek wisata di Kecamatan Ngargoyoso, makna dari larung sesaji ini adalah segala sesuatu yang telah diambil manusia dari alam harus dikembalikan lagi ke tempat semula, yakni alam agar dapat tercipta keseimbangan kehidupan. ada tiga unsur penting yang telah diambil manusia dari alam, yakni air, tanah, dan sinar surya. Ketiga unsur tersebut merupakan unsur yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia.

Sejarah singkat Telaga Madirda

Pada suatu ketika, ada seorang resi sakti mandraguna bernama Gutama yang tinggal di Pertapaan Agrastina. Kerena kesaktiannya, Resi Gutama pernah membantu para dewa menyelamatkan kahyangan, dan atas jasanya ini, Batara Guru menghadiahi sang resi seorang bidadari bernama Dewi Indradi (Windradi) sebagai istrinya. Walalupun Dewi Indradi sebenarnya lebih menyukai Batara Surya (Dewa Matahari), dia menerima Resi Gutama sebagai suaminya. Pernikahan Resi Gutama dan Dewi Indradi menghasilkan tiga orang anak. Anak pertama perempuan bernama Anjani, anak kedua dan ketiga kembar, bernama Guwarsi danGuwarsa.

Sebelum menikah, Batara Surya menghadiahi Dewi Indradi sebuah mustika bernamaCupu Manik Astagina. Cupu adalah suatu wadah berbentuk bundar kecil terbuat dari kayu atau logam, sedang manik adalah permata. Kesaktian Cupu Manik Astagina adalah dapat memperlihatkan tempat-tempat di dunia tanpa harus mendatanginya.

Suatu ketika, Dewi Indradi memberikan Cupu Manik Astagina kepada Anjani. Ini membuat iri dua saudaranya, Guwarsi dan Guwarsa. Ketiga bersaudara ini pun bertengkar memperebutkannya. Keributan ini lalu didengar oleh ayah mereka. Resi Gutama lalu bertanya kepada Dewi Indradi, darimana dia memperoleh cupu itu. Dewi Indradi yang telah dipesan oleh Batara Surya untuk merahasiakan pemberiannya, hanya diam saja. Ini membuat marah Resi Gutama yang lalu mengutuk Dewi Indradi menjadi batu.

Cupu Manik Astagina lalu dibuang dilempar oleh Resi Gutama. Tempat jatuhnya cupu itu menjelma menjadi sebuah telaga indah dengan air yang sangat jernih, yang kemudian dikenal dengan nama Telaga Madirda. Tiga bersaudara, Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa yang baru saja kehilangan ibu mereka, masih saja menurutkan hawa nafsunya berebut mustika itu dan terus mencarinya. Ketika sampai di Telaga Madirda, mereka mengira cupu itu ada di dasarnya. Guwarsi dan Guwarsa yang menyelam ke dalam telaga, ketika keluar berubah menjadi manusia kera. Sedangkan Anjani yang hanya memasukkan wajah dan tangannya, hanya kepala dan tangannya saja yang menyerupai kera. Mereka kemudian menjadi menjadi bangsa Wanara, manusia (nara) yang tinggal dihutan (wana), atau bangsa manusia kera.

Untuk menyucikan diri, dengan petunjuk ayah mereka, mereka bertiga bertapa ditempat yang berbeda. Guwarsi dan Guwarsa yang telah berganti nama menjadi Subali danSugriwa masing-masing bertapa di Gunung dan HutanSunyapringga. Sedang Anjani di Telaga Madirda, bertapanyantolo atau berendam seperti katak. Kutukan kepada Anjani akan berakhir setelah dia melahirkan seorang anak titisan Siva. Dengan pertapaannya yang sunguh-sungguh, akhirnya Sivamengabulkannya, melalui makanan yang diterbangkanBatara Bayu (Dewa Angin) kepada Anjani. Anjani memakan makanan tersebut, lalu lahirlah seorang wanara paling perkasa, kera putih bernama Hanuman.

Hanoman dan dua pamannya, Subali dan Sugriwa, merupakan tokoh-tokoh penting dalam epos Ramayana. Hanoman dan Sugriwa yang membantu Rama mencari Sita dan mengalahkan Rahwana. Sedang Subali, adalah guru dari Rahwana (Dasamuka).Telaga Madirda, tempat Cupu Manik Astagina dibuang dan tempat Anjani menyucikan diri, menurut cerita rakyat, tempat itu berada disini di telaga madirda.

Mesikpun telaga madirda merupakan obyek wisata alam yang sangat indah, keberadaan Telaga Madirda belum banyak diketahui orang. Papan petunjuk lokasi, fasilitas yang ada, dan informasi terkait tempat ini masih sangat minim. Di satu sisi, hal ini menyulitkan orang yang ingin berkunjung maka dari itu telaga ini kadang juga disebut sebagai telaga yang tersembunyi. Di sisi lain, karena belum banyak pengunjung dan fasilitas buatan manusia, ke alamian tempat ini masih dapat terjaga.

BERIKUT INI ADALAH PUSAKA CUPU MANIK ASTAGINA YANG SAYA MAHARKAN UNTUK ANDA YANG MEMBUTUHKANNYA

Tuah dan khasiat dari Pusaka Cupu Manik Astagina ini antara lain:

Membuka pintu rezeki Anda selebar-lebarnya.

Mendatangkan kesuksesan dan kejayaan yang tidak terduga datangnya.

Meningkatkan penghasilan atau pemasukan dari berbagai sumber.

Mensukseskan karir, bisnis dan usaha Anda.

Mendekatkan Anda pada puncak kesuksesan dan kejayaan.

Mudah meraih pangkat/jabatan yang diinginkan.

Disegani dan dihormati banyak orang disekitar Anda.

Mudah dalam mencari kekuasaan dan dukungan dari berbagai pihak.

Meningkatkan kepercayaan orang lain terhadap Anda.

Menjadi sosok orang yang di junjung tinggi derajat dan martabatnya.

Pamor kewibawaan Anda akan meningkat pesat dari sebelumnya.

Menjadi sulit ditebak jalan fikirannya, sehingga sulit di pengaruhi dan di bohongi.

Daya cipta dan pemikiran Anda akan terbuka sehingga akan memiliki kepandaian dalam mencari peluang-peluang yang menguntungkan.

Aura karisma dan daya pengasihan akan Anda miliki, yang akan berguna untuk meluluhkan hati seseorang untuk membantu kepentingan Anda.

Memiliki pagar diri anti serangan ghaib maupun nyata.

Untuk memiliki Pusaka Cupu Manik ini Anda tidak memerlukan tumbal, laku atau puasa. Karena segala sesuatu dari pusaka ini telah kami ritual kembali dan kami kondisikan, Anda hanya cukup mengganti mahar ritual dan wujud fisik barangnya saja. Pusaka ini sangat aman untuk dimiliki oleh siapapun tanpa terkecuali karena memang kekuatan dan tuahnya alami tidak berpengaruh pada keburukan apapun.

Mustika batu Merah yang menitis dalam cup manik astagina 

Sebenarnya dulu mustika ini terdapat dalam cupu yang terbuat dari emas murni dengan ukiran sangat lembut.... Sangat istimewa, mungkin karena terdesak kebutuhan yg saat itu aku hanya seorang yang pas pasang maka aku jual cupu emas itu.... Alhamdulilah laku tinggi dan kebetulan di beli oleh seorang kolektor barang antik.... Tapi yg mengheran kan seharusnya mustika mirah itu masih ada di dalam cupu Tapi nyata nya aku pulang mustika Itu masih ada dirumah..... Karena merasa eman lalu aku simpan hingga beberapa Taun kemudian aku belikan tempat dari Wadah kuningan biasa... Setelah sekian tahun aku baru ingat menyimpan nya di rumah tua, dan setelah aku ambil sungguh.... Masih sama indah nya seperti saat aku temukan dulu, 

Sebagaimana kita ketahui bahwasannya dari nama Astagina tersebut mengandung makna yang sangat dalam.Dan cupu manik astagina tersebut ada dalam kisah para dewa,Cupu Manik Astagina itu dimiliki oleh Retna Anjani, anak Resi Gotama.Terlalu panjang apa bila kita uraikan sejarah tentang Cupu Manik Astagina tersebut,Mustika Merah delima yang ada dalam Cupu ini merupakan mustika titisan dan Mustika tersebut sudah ada di dalam cupu tersebut sejak pertama kalinya kita dapatkan..Energi dalam Mustika positif adanya dan bisa di akses untuk tujuan kebaikan.Dan energi yang ada dalam Mustika ini secara otomatis akan bekerja,Insya Allah Mustika ini bisa kita gunakan untuk berbagai hajat dan tujuan antara lain ;

Media pengobatan ,Insya Allah dengan media Mustika ini bisa untuk sarana penyembuhan berbagai jenis penyakit,Baik medis ataupun medis,

Penetralisir Dan penangkal energi negatif.Insya Allah dengan memiliki mustika ini anda dan kluarga serta rumah anda akan aman dan terhindar dari segala bentuk kejahatan baik yang nyata maupun kasat mata,Insya Allah segala bala dan gangguan jin akan tawar

Membantu tercapainya kesuksesan secara gaib,Tanpa anda sadari nantinya anda akan merasakan hal-hal aneh dan kemudahan di dalam menjalani kehidupan ini.Banyak hal di luar nalar akan sering anda jumpai bila sudah merawat Mustika ini

Mendukung keancaran rejeki,Insya Allah setelah anda memiliki serta merawat mustika ini anda akan merasakan perubahan di dalam hal kerejekian,Insya Allah akan ada peningkatan dan kemudahan di dalam anda mendapatkan rejeki

Pengasihan,Pemikat lawan jenis agar tunduk dan mencintai anda setulus hati 

Pengasihan Qubro,Insya Allah dengan menggunakan Mustika ini anda akan merasakan perbedaan yang nyata,di manapun anda berada anda akan disukai,Karena wajah anda akan memancarkan aura pengasihan 

Disegani dan dimuliakan orang di manapun anda berada

Memancarkan aura dan menambah daya tarik tempat usaha, rumah dsb,

Serta masih banyak lagi kegunaan lainnya yang pastinya akan anda rasakan sendiri nantinya.

Mustika ini hanya wasilah/ syareat saja energi yang ada dalam Batu Mustika ini mutlak milik dan atas kehendak serta Ijin Alloh.Mustika ini Aman tanpa pantangan,Bisa Di Gunakan oleh siapa saja Baik laki-laki maupun perempuan,Untuk semua agama/kepercayaan.

Tentang kisah Panembahan ismayajati ki semar

Batara Semar

MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.

Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.

Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.

Yang bukan dikira iya.

Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.

Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.

Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:

tidak pernah lapar

tidak pernah mengantuk

tidak pernah jatuh cinta

tidak pernah bersedih

tidak pernah merasa capek

tidak pernah menderita sakit

tidak pernah kepanasan

tidak pernah kedinginan

kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.

Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti. Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.

Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati. Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.

Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta. Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.

Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.

Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.

Seperti telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.

Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.

Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.

Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.

Jika sangat yakin bahwa ia Semarasanta, tiba-tiba berubah keyakinan bahwa ia adalah Batara Semar, dan akhirnya tidak yakin, karena takut keliru. Itulah sesuatu yang belum jelas, masih diSAMARkan, yang digambarkan pada seorang tokoh Semar.

SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.